Selasa, 26 Februari 2008

REVOLUSI DI TUBUH PSSI; KUNCI RAIH PRESTASI DUNIA BAGI SEPAK BOLA NASIONAL

Perhatikan dan bayangkan Eropa minus Islandia, Rusia, Turki Armenia, Georgia, Azerbaijan dan Chechnya. Luas Eropa membentang dari 0o BT s/d 50o BT atau sejauh 50o terdiri dari 36 negara dalam 3 daerah waktu yang berbeda.


Untuk daerah seluas Eropa dengan jumlah negara sebanyak 36 buah dengan tingkat kemakmuran yang jauh lebih baik saja dibutuhkan sebuah kompetisi sepak bola dengan pola Kejuaraan terbatas. Tiap negara dibatasi hanya menyertakan 3-4 klub, kompetisi digelar bertahap dimana tahap pertama berupa kompetisi dalam grup-grup kecil /terbatas 4 tim, dan dilanjutkan dengan sistem gugur tandang-kandang hingga babak semifinal. Dan ditutup dengan 1 kali tanding merebut juara.


Indonesia …?

Sebuah negeri yang terletak dari 94o BT s/d 141o BT atau membentang sejauh 47o terdiri dari 33 provinsi dalam 3 daerah waktu yang berbeda.

Hanya berselisih 3 daerah dan 3o jarak wilayah. Tapi tingkat kemakmuran yang sangat jauh berbeda, alih2 membandingkan per daerah, Indonesia sebagai sebuah kesatuan saja masih jauh kalah makmur dari Inggris atau Finlandia.

Bagaimana dengan kompetisi sepak bola kita?

Sebuah kompetisi yang terdiri dari 2 grup dengan jumlah 18-20 peserta bagaikan kompetisi lokal di Eropa.


Pertanyaannya adalah:

Apakah sebuah klub dapat hidup dalam sebuah kompetisi lokal seperti di tiap2 negara Eropa tetapi dengan waktu tempuh sejauh daratan Eropa? Bila dapat, berapa lama? Apa perlu selamanya menguras uang rakyat /APBD ?


Format Baru Sepak Bola Indonesia


Diperlukan perombakan besar-besaran dalam kepungurusan PSSI, tidak hanya sekedar gonta ganti jabatan saja, padahal orangnya hanya muka-muka lama.

Diperlukan orang-orang yang punya ide-ide segar dan berkomitmen kuat memajukan Sepak Bola Nasional. Orang-orang yang pandai mengatur jadwal kompetisi, menentukan aturan main persepakbolaan serta menjalankan kompetisi dengan tujuan meraih profit utama berupa Prestasi Dunia dan profit ikutan berupa Industrialisasi Sepak Bola sebagai bentuk lapangan kerja baru.


Menurut hemat saya, hal yang pertama kali harus dibenahi adalah memperbaiki Format Kompetisi Sepaka Bola Nasional dan Membakukannya.

Barulah kemudian membentuk kepengurusan yang dapat mengakomodasi dan menjamin keberlangsungan Kompetisi Sepak Bola Nasional tersebut. Dengan kata lain, Format kepengurusan akandan harus mengikuti Format Kompetisi yang telah dibakukan.


Format Baku Kompetisi Sepak Bola Nasional


Sesuai dengan semangat desentralisasi dalam reformasi,ada baiknya kompetisi sepak bola di negeri ini kita bagi dalam 5 wilayah sebelum menginjak pada kejuaraan Indonesia ala Piala Champion di Eropa.

Kenapa di pilih 5 wilayah? Karena jarak, jumlah penduduk dan tingkat kemakmuran yang berbeda dari tiap provinsi menjadi pokok pertimbangan. Sebagai contoh dapat dibagi kedalam wilayah2 berikut ini:


Wilayah A: NAD, SUMUT, RIAU, Riau Kepulauan, SUMBAR dan JAMBI

Wilayah B: SUMSEL, Bengkulu, Lampung, BABEL, KALBAR, Banten dan JABAR

Wilayah C: DKI, KALTENG, KALSEL, SULTRA, JATENG dan Jogjakarta

Wilayah D: KALTIM, Sulteng, Gorontalo, SULUT, MALUT dan Papua Barat

Wialayh E: JATIM, BALI, NTT, NTB, SULSEL, Maluku dan Papua


Kejuaraan Indonesia:

Tahap I

Dengan pertimbangan waktu tayang di televisi:

4 teratas tiap wilayah dibagi kedalam 5 Grup dengan kompetisi penuh

artinya ada 60 pertandingan yg terbagi jadi 12 x pertandingan dalam tiap grup. Atau 6 hari pertandingan. Dengan 2 pertandingan dalam 1 minggu atau sama dengan 3 minggu penyelenggaraan..

Tahap II

1 teratas tiap grup plus 3 terbaik dari urutan ke 2 grup, berkompetisi tandang-kandang dengan sistem gugur.

artinya ada 8 pertandingan atau 4 hari pertandingan. Dengan 2 hari tanding dalam 1 minggu berarti butuh 2 minggu penyelenggaraan.


Tahap III

4 tim pemenang bertarung tandang-kandang pada semifinal dengan sistem gugur

artinya ada 2 hari pertandingan Dengan 2 hari tanding per minggu, cukup 1 minggu penyelenggaraan.

Tahap IV Final

Pertandingan memperebutkan juara 3 dalam 1 hari pertandingan

Pertandingan memperebutkan juara 1 dalam 1 hari pertandingan

Dilakukan pada hari yang berbeda dalam 1 minggu penyelenggaraan.



Total hari pertandingan ada 6+4+2+2 = 14 hari tanding

Dengan masa penyelenggaraan 3+2+1+1= 7 minggu.



Kompetisi grup dilakukan dalam waktu terpisah dari kompetisi wilayah utk 6 pertandingan.

Kompetisi sistem gugur dapat dilaksanakan di sela-sela waktu kompetisi wilayah.


Kompetisi Profesional Wilayah

Dilaksanakan dengan sistem kompetisi penuh.

Dengan mempertimbangkan bulan Puasa dan hari Raya Agama maka jumlah klub peserta dalam Divisi Utama tiap wilayah dibatasi paling banyak 12 tim (=132 pertandingan).

Dengan 7 pertandingan per hari dan 2 hari tanding per minggu maka dibutuhkan 11minggu penyelanggaraan.


Total waktu yang diperlukan bagi seluruh kompetisi (=11+7) 18 minggu atau 5 bulan

Bila waktu istirahat kompetisi untuk hari puasa dan hari raya diperlukan 1,5 bulan atau 6 minggu. Plus Istirahat Kompetisi akhir tahun kejuaraan 1,5 bulan juga atau 6 minggu

Berarti waktu tersisa adalah 22 minggu yaitu 52 –18 – 6 – 6.



Kompetisi Liga Indonesia adalah kompetisi yang melibatkan seluruh klub sepak bola, baik profesional (tergabung dalam 2 divisi tiap2 wialayah) dan klub-klub amatir.

Kompetisi digelar dengan sistem gugur berjenjang, yaitu kompetisi sistem gugur per wilayah, diteruskan ke tingkat nasional, dengan lama penyelenggaraan 18 minggu.

Dapat dilaksanakan di sela-sela waktu kompetisi Profesional Wilayah.


Sehingga 4 Minggu waktu tersisa dalam 1 tahun dapat dipakai untuk pelaksanaan pertandingan tertunda dan penyesuaian jadwal dengan kompetisi Piala Asia.


Seluruh jadwal pertandingan disusun harus mengacu pada pelaksanaan piala ASIA dan kejuaraan Dunia antar Klub.


Akhirnya, adakah ide demikian pernah terfikirkan oleh Nurdin Halid dan Pengurus PSSI ? (saya kira terlintaspun tidak)

Sudah saatnya revolusi kepengurusan PSSI berjalan !